PIGMEN
TUMBUHAN SEBAGAI PEWARNA ALAMI
Zat warna alami adalah kelompok dari senyawa yang
terdapat di tumbuhan,
binatang, tanah, dan batu-batuan yang menghasilkan warna dan selektif dalam
menyerap panjang gelombang tertentu dari sebuah cahaya serta diolah sedemikian
rupa untuk digunakan bagi keperluan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Pewarnaan tekstil, tenunan atau benda lainnya sejak dulu sudah dilakukan orang
dengan menggunakan warna alami ini.
binatang, tanah, dan batu-batuan yang menghasilkan warna dan selektif dalam
menyerap panjang gelombang tertentu dari sebuah cahaya serta diolah sedemikian
rupa untuk digunakan bagi keperluan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Pewarnaan tekstil, tenunan atau benda lainnya sejak dulu sudah dilakukan orang
dengan menggunakan warna alami ini.
Zat pewarna alami atau vegetable dyes adalah agensia pewarna yang berasal
dari tanaman. Zat pewarna alami ini diekstraksi melalui fermentasi, pendidihan atau
perlakuan kimiawi dari substansi kimia yang terdapat dalam jaringan tanaman.
Kebanyakan pigmen tanaman tidak permanen, warna cepat memudar bila kena
deterjen atau cahaya matahari. Secara tradisional sebenarnya telah diketahui orang
bahwa untuk mencuci batik orang biasanya menggunakan buah lerak (Sapindus
rarak) agar warna tidak luntur, namun pohon ini telah mulai langka.
dari tanaman. Zat pewarna alami ini diekstraksi melalui fermentasi, pendidihan atau
perlakuan kimiawi dari substansi kimia yang terdapat dalam jaringan tanaman.
Kebanyakan pigmen tanaman tidak permanen, warna cepat memudar bila kena
deterjen atau cahaya matahari. Secara tradisional sebenarnya telah diketahui orang
bahwa untuk mencuci batik orang biasanya menggunakan buah lerak (Sapindus
rarak) agar warna tidak luntur, namun pohon ini telah mulai langka.
Umumnya zat warna alam terbentuk dari kombinasi tiga unsur,
yaitu karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi ada beberapa zat warna yang
mengandung unsur lain seperti nitrogen pada indigotin dan magnesium
pada klorofil. Jaringan tumbuhan seperti bunga, batang, kulit, kayu, biji,
buah, akar dan kayu mempunyai warna – warna karakteristik yang disebut
pigmen dalam botani.
yaitu karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi ada beberapa zat warna yang
mengandung unsur lain seperti nitrogen pada indigotin dan magnesium
pada klorofil. Jaringan tumbuhan seperti bunga, batang, kulit, kayu, biji,
buah, akar dan kayu mempunyai warna – warna karakteristik yang disebut
pigmen dalam botani.
Jenis senyawa pigmen
alami dan sifatnya
Jenis Pigmen
|
Jumlah
Senyawa |
Warna
|
Sumbernya
|
Pelarut
|
Kestabilan
|
Antosianin
|
120
|
Jingga,
merah, biru |
Tanaman
|
Air
|
Peka pada
perubahan pH, panas |
Flavonoid
|
600
|
Tak
berwarna, kuning |
Umumnya
tanaman |
Air
|
Tahan panas
|
Leukoantosianin
|
20
|
Tak berwarna
|
Tanaman
|
Air
|
Tahan panas
|
Tannin
|
20
|
Tak
berwarna, kuning |
Tanaman
|
Air
|
Tahan panas
|
Betalain
|
70
|
Kuning,
merah |
Tanaman
|
Air
|
Peka terhadap
panas |
Kuinon
|
200
|
Kuning
sampai hitam |
Tanaman,
bakteri |
Air
|
Tahan panas
|
Xanton
|
30
|
Kuning
|
Tanaman
|
Air
|
Tahan panas
|
Karotenoid
|
300
|
Tak
berwarna, kuning, merah |
Tanaman
|
Lemak
|
Tahan panas
|
Klorofil
|
25
|
Hijau, coklat
|
Tanaman
|
Lemak, air
|
Peka terhadap
panas |
Pigmen heme
|
6
|
Merah, coklat
|
Hewan
|
Air
|
Peka terhadap
panas |
Adapun jenis – jenis senyawa zat wana alam yang terkandung dalam tumbuhan adalah klorofil (hijau) pada daun; karoten (kuning oranye) pada umbi dan daun; likopene (merah) pada bunga dan buah; flavon (kuning) pada bunga, akar dan kayu; antosianin (kuning kemerahan, merah lembayung) pada buah dan bunga; betalain (kuning merah) menyerupai antosianin atau flavonoid pada beet merah; xanton (kuning) pada buah mangga. (1)
Berikut ini adalah contoh beberapa pewarna alami
yang diekstrak dari beberapa tumbuhan :
1. Ubi
Jalar Ungu
Ubi
jalar ungu (Ipomoea batatas Poir) merupakan salah satu tanaman umbi –
umbian yang sangat bermanfaat. Ubi jalar mengandung serat, mineral, vitamin dan
antioksidan, seperti asam phenolic, antosianin, tocopherol dan β-karoten. Ubi Jalar
dapat dibedakan berdasarkan warnanya yaitu krem, kuning, orange, dan ungu.
Tanaman ubi jalar, selain menjadi bahan pangan sumber karbohidrat, dapat juga
dijadikan sumber zat warna alami. Zat warna yang terkandung di dalam akar tanaman
ubi jalar disebut dengan antosianin. Kandungan antosianin pada ubi jalar ungu ini
berkisar antara 14,68 – 210 mg/100 gram bahan baku. Semakin ungu warna ungu
pada ubi jalar, semakin tinggi kandungan antosianinnya.(2).
umbian yang sangat bermanfaat. Ubi jalar mengandung serat, mineral, vitamin dan
antioksidan, seperti asam phenolic, antosianin, tocopherol dan β-karoten. Ubi Jalar
dapat dibedakan berdasarkan warnanya yaitu krem, kuning, orange, dan ungu.
Tanaman ubi jalar, selain menjadi bahan pangan sumber karbohidrat, dapat juga
dijadikan sumber zat warna alami. Zat warna yang terkandung di dalam akar tanaman
ubi jalar disebut dengan antosianin. Kandungan antosianin pada ubi jalar ungu ini
berkisar antara 14,68 – 210 mg/100 gram bahan baku. Semakin ungu warna ungu
pada ubi jalar, semakin tinggi kandungan antosianinnya.(2).
Salah satu
sumber antosianin yang murah dan banyak terdapat di Indonesia adalah pada ubi
jalar ungu karena pada ubi jalar ungu memiliki kandungan antosianin yang lebih
besar dari pada ubi jalar dengan varietas yang lain yaitu sebesar 11,051 mg/100
gr (Arixs, 2006). Antosianin telah memenuhi persyaratan sebagai zat pewarna
makanan tambahan, diantaranya tidak menimbulkan kerusakan pada bahan makanan
maupun kemasannya dan bukan merupakan zat yang beracun bagi tubuh, sehingga
secara Internasional telah diijinkan sebagai zat
pewarna makanan. (3)
pewarna makanan. (3)
2.
Bunga
Sepatu
Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L), mudah
dibudidayakan di daerah beriklim tropis dengan stek batang, mulai berbunga umur
3-4 bulan .Kelopak bunganya dikenal sebagai refrigerant dan demulcent,
daunya digunakan untuk obat pencahar, sedangkan akarnya dimanfaatkan sebagai
obat batuk. Studi ftokimia mengungkapkan terdapat bahan-bahan kimia diantaranya
flavonoid, flavonoid glikosida, hibiscetine, asam sitrat, asam tartrat,
siklopropenoid dan pigmen antosianin Antosianin
yang terdapat pada bunga sepatu adalah jenis pelargonidin. (4)
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah tanaman dari
famili kembang sepatu. Konon tananaman ini berasal dari Afrika dan Timur
Tengah. Tanaman perdu ini bisa
mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan mengeluarkan bunga
berwarna merah. Pemanfaatan bunga Rosella sebagai tanaman hias, juga dipercaya oleh masyarakat sebagai obat memperlancar peredaran darah dan mencegah tekanan darah tinggi, sedangkan sebagai bahan pewarna belum banyak digunakan. Oleh sebab itu perlu
dilakukan kajian pemanfaatan bunga Kembang Sepatu dan Rosella sebagai zat pewarna alami,
selain dapat mempercantik penampilan makanan, diharapkan juga dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kesehatan. Zat warna dari tanaman dapat diambil dengan menggunakan teknik ekstraksi, diantaranya adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut air atau etanol Ekstraksi juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim hidrolisis .Teknik ekstraksi dipilih berdasarkan kemudahnnya dan banyaknya zat warna yang berhasil terekstrak.(5)
mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan mengeluarkan bunga
berwarna merah. Pemanfaatan bunga Rosella sebagai tanaman hias, juga dipercaya oleh masyarakat sebagai obat memperlancar peredaran darah dan mencegah tekanan darah tinggi, sedangkan sebagai bahan pewarna belum banyak digunakan. Oleh sebab itu perlu
dilakukan kajian pemanfaatan bunga Kembang Sepatu dan Rosella sebagai zat pewarna alami,
selain dapat mempercantik penampilan makanan, diharapkan juga dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kesehatan. Zat warna dari tanaman dapat diambil dengan menggunakan teknik ekstraksi, diantaranya adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut air atau etanol Ekstraksi juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim hidrolisis .Teknik ekstraksi dipilih berdasarkan kemudahnnya dan banyaknya zat warna yang berhasil terekstrak.(5)
Zat warna dari tanaman dapat diambil dengan menggunakan teknik
ekstraksi, diantaranya adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut air atau
etanol. Silva, telah melakukan ekstraksi pada biji Bixa orellana L. dengan
menggunakan pelarut super kritis karbon dioksida. Ekstraksi juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim hidrolisis
Teknik ekstraksi dipilih berdasarkan kemudahnnya dan banyaknya zat warna
yang berhasil terekstrak.(6)
3.
Daun
Singkong
Daun singkong (manihot esculenta crantz) bisa dipakai
sebagai pewarna alami makanan karena menghasilkan warna hijau yang dihasilkan
oleh pigmen yang bernama klorofil. Selain itu juga biasa digunakan sebagai obat
karena banyak sekali khasiatnya. Zat warna dari daun singkong dapat diambil
dengan menggunakan teknik ekstraksi dan filtrasi membran dan untuk uji
stabilitas zat warna yang dihasilkan, digunakan metode analisa absorbansi
dengan spektrofotometri. Ekstraksi dapat dipandang sebagai operasi pemisahan
solute C dari campurannya dengan diluen A, dengan menggunakan sejumlah massa
solven B sebagai tenaga pemisah (Mass Separating Agent, MSA). Dimana
solven yang digunakan dalam penelitian ini adalah air. Filtrasi membrane adalah
metode pemisahan suatu zat dari campuran homogennya dengan zat lain pada fase
cair - cair dengan menggunakan sebuah membran. Membran
adalah lapisan tipis yang memisahkan dua fasa yang membolehkan perpindahan spesi - spesi tertentu yang disukai dan menahan spesi lain yang tidak disukai.(7)
adalah lapisan tipis yang memisahkan dua fasa yang membolehkan perpindahan spesi - spesi tertentu yang disukai dan menahan spesi lain yang tidak disukai.(7)
4. Kulit
Buah Rambutan
Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) merupakan sejenis
buah-buahan tropika yang
berasal dari Malaysia dan Indonesia. Buah rambutan terbentuk pada ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau muda dan akan berubah
warna menjadi kuning atau merah apabila sudah matang. Masa kematangan dari
rambutan antara 100 - 130 hari. Pohon rambutan secara teori berbuah 275 - 300 hari
tanam. Saat ini, buah rambutan masih digemari oleh masyarakat. Namun kulitnya
yang berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal, adanya warna merah tua diduga terdapat pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Digunakan metode ekstraksi dalam menghasilkan pigmen antosianin dari kulit buah rambutan dengan menggunakan pelarut metanol.(8)
berasal dari Malaysia dan Indonesia. Buah rambutan terbentuk pada ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau muda dan akan berubah
warna menjadi kuning atau merah apabila sudah matang. Masa kematangan dari
rambutan antara 100 - 130 hari. Pohon rambutan secara teori berbuah 275 - 300 hari
tanam. Saat ini, buah rambutan masih digemari oleh masyarakat. Namun kulitnya
yang berwarna merah masih belum dimanfaatkan secara maksimal, adanya warna merah tua diduga terdapat pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Digunakan metode ekstraksi dalam menghasilkan pigmen antosianin dari kulit buah rambutan dengan menggunakan pelarut metanol.(8)
5. Kubis
Ungu
Kubis ungu (Brassica oleracea L) merupakan sejenis tanaman
sayuran yang berwarna khas. Warna kubis ungu dapat diekstrak dan ekstraknya
dapat berubah warna pada suasana asam maupun suasana basa sehingga memugkinkan
untuk dapat digunakan sebagai indikator alami titrasi asam basa. Warna ekstrak
pada kubis ungu terjadi karena adanya kandungan zat warna pada tumbuhan berupa
senyawa antosianin. Antosianin merupakan senyawa organik yang
mempunyai kestabilan rendah pada suasana netral dan basa. (9)
mempunyai kestabilan rendah pada suasana netral dan basa. (9)
6. Buah
Duwet
Buah
Duwet (shyzgiyum cumini) merupakan salah satu buah yag dapat digunakan sebagai
sumber pewarna alami untuk bahan pangan. Kenampakan kulit buah duwet yang
berwarna ungu kehitaman mengindikasikan adanya kandungan. Antosianin dapat
memberikan warna ungu , merah, biru, pada daun bunga buah dan sayur. Antosianin
yang terkandung dalam buah Duwet berupa malvidin , sianidin , petunidin,
ramno-glikosida. Untuk keperluan pewarnaan produk pangan maka ekstraksi pada
kulit buah duwet harus dilakukan dengan metode ekstraksi yang sesuai. Metode
ekstraksi antosianin telah banyak dikembangkan antara lain dengan perlakuan
asam menggunakan asam organic maupun anorganik. (10)
BIBLIOGRAFI
1. Jenis-Jenis Zat Warna Alami. Anonim.
2012, Serviens In lumens Varitatis, pp. 7-23.
2. Isolasi Zat
Warna Ungu pada Ipomoea batatas Poir. A Prima Kristijarti ,Aryestia
Arlena. Bandung : s.n., Juni 2012, Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat, p. 6. III/LPPM/2012-02/10-P.
3. EKSTRAKSI DAN
STABILITAS WARNA UBI JALAR UNGU. Sri Winarti, Ulya Sarofa , Dhini
Anggrahini. Surabaya : s.n., September 2008, Jurnal Teknik Kimia,
Vol. 3, p. 209.
4. INDIKATOR
TITRASI ASAM-BASA DARI EKSTRAK BUNGA SEPATU. Siti Nuryanti, Sabirin
Matsjeh, Chairil Anwar, Tri Joko Raharjo. Yogyakarta : s.n., Agustus
2010, AGRITECH, Vol. 30, p. 178.
5. Ekstraksi dan
Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L) dan Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L). Yusraini
Dian Inayati Siregar, Nurlela. Jakarta : s.n., Nopember 2011,
Valensi, Vol. 2, pp. 459-467. 1978 - 8193.
6. Ekstraksi dan
Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari Bunga Kembang Sepatu. Yusraini Dian
Inayati Siregar; Nurlela. Jakarta : s.n., Nopember 2011, Valensi,
Vol. 2, pp. 459-467. 1978 - 8193.
7. Amirudin, Panut.
EKSTRAKSI DAN PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS ZAT WARNA DAUN SINGKONG. Universitas
Diponegoro. Semarang : Universitas Diponegoro, 2012. p. 13, Laporan Tugas
Akhir Diploma III Tekhnik Kimia.
8. EKSTRAKSI PIGMEN
ANTOSIANIN DARI KULIT RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DENGAN PELARUT METANOL. Elvi
Rasida Florentina Hutapea, Laura Olivia Siahaan, Rondang Tambun.
Medan : s.n., Juni 2014, Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 3, pp. 34-40.
9. Kajian
Penggunaan Ekstrak Kubis Ungu(Brassica oleracea L) sebagai Indikator Alami
Titrasi Asam Basa. Marwati, Siti. Yogyakarta : s.n., Oktober
2010, Jurnal Pendidikan KImia FMIPA UNY.
10. Ekstraksi dan
Stabilitas Antosianin Dari Kulit Buah Duwet ( Syzgiyum Cumini). Puspita
Sari, Fitriyah Agustina, Muhammad Komar, Unus, Muhammad Fauzi.
Jember : s.n., Juli 2005, Jurnal Tekhnologi dan Industri Pangan, Vol.
XVI, pp. 142-150.
OLEH : AL MAR'ATUS SHOLIKHAH / KA 16 / 16030234039
Tidak ada komentar:
Posting Komentar